Tentunya
kita sudah tidak asing lagi dengan nama Siwalan atau orang Madura menyebutnya
dengan nama Ta’al. Disepanjang jalan menuju ujung timur Madura sudah di jumpai
begitu banyak pohon kelapa yang menjulang tinggi keatas. Siwalan atau ta’al
merupakan buah dari pohon siwalan atau ta’al yang dapat dimanfaatkan mulai dari
buahnya hingga airnya.
Di
Desa Candi kecamatan Dungkek dapat kita jumpai banyak pohon siwalan atau ta’al
terlebih di Dusun Gunung I dan Dusun Gunung II. Di dua Dusun tersebut kita bisa
mendapatkan banyak buah Siwalan atau ta’al secara cuma-cuma hanya dengan
memanjat sendiri pohon siwalan atau ta’al yang ada di sekitar dusun tersebut.
Siwalan
dapat kita nikmati hanya pada musim tertentu saja, biasanya musim siwalan ada
tergantung pada pertumbuhan siwalannya sendiri. Siwalan
merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat yang hidup di Dusun Gunung I
dan Dusun Gunung II. Biasanya mereka memanfaatkan air dari buah siwalan untuk
dijual dalam bentuk la’ang dan juga
di olah menjadi Gula. Hasil dari olahan tersebut dijual dipasar, di rumah
ataupun di pinggir jalan.
Namun,
sayangnya masyarakat hanya memanfaatkan air dari buah siwalan atau ta’al
tersebut, buahnya dibiarkan begitu saja tanpa ada pengolahan seperti pada air
buah siwalan. Kebanyakan buah siwalan atau ta’al di ambil orang-orang yang ada
di kecamatan Batang-Batang untuk di jual ataupun di olah menjadi aneka makanan
yang menarik.
Masyarakat
yang memanfaatkan air dari buah siwalan biasanya mengolahnya menjadi gula
dengan cara di rebus hingga airnya berubah menjadi padat seperti layaknya gula.
Sedangkan mengolah air siwalan untuk menjadi la’ang biasanya hanya di rebus beberapa menit dan di biarkan agar la’ang tersebut tahan beberapa hari.
Dari
hasil penjualan la’ang dan Gula
itulah masyarakat bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Gula yang terbuat
dari air siwalan biasanya di jual dengan harga 14.500 per Kilonya sedangkan la’ang dijual 3rb per botolnya.